BANTUL (KRjogja.com) - Menjelang UN sejumlah sekolah menggelar doa bersama sebagai upaya terakhir menghadapi ujian. Program doa bersama seolah menjadi penghujung perjuangan sebelum menghadapi UN. Di tengah doa yang dipanjatkan itu, sejumlah murid berurai air mata setelah nuraninya ‘tersentuh’.
Kepala SMPN 1 Dlingo Bantul, Murjito SPd, Sabtu (21/4) mengatakan, doa bersama disekolahnya digelar sebagai upaya terakhir sebelum UN digelar. Kegiatan ini digelar untuk membentuk sikap dan membangun karakter murid agar jujur. Hadir dalam doa bersama itu, Kepala Bidang SD, Dinas Pendidikan Dasar Bantul, Slamet Pamuji MPd, Lurah Desa Jatimulyo Paimo, Ketua Dewan Sekolah SMPN 1 Dlingo , H Amar Sutrisno, Kepala UPT PPD Kecamatan Dlingo, Eleng Purwanto.
H Baharudin HZ saat saat memimpin doa meyakinkan siswa, bahwa berbuat curang dalam UN tidak ada manfaatnya. Artinya, apa yang diraih dengan mengabaikan kejujuran pada akhirnya tidak memberikan berkah.
Kegiatan serupa juga digelar di SMPN 2 Bantul. Kepala SMPN 2 Bantul, Slamet Miranto SPd mengatakan, dalam UN tidak semata meraih nilai terbaik. “Tetapi membuat siswa jujur mutlak diperlukan,” jelasnya. Slamet mengatakan, dalam proses pembelajaran di sekolah tidak boleh mengesampingkan pembinaan akhlak murid.
Kepala SMPN 1 Dlingo Bantul, Murjito SPd, Sabtu (21/4) mengatakan, doa bersama disekolahnya digelar sebagai upaya terakhir sebelum UN digelar. Kegiatan ini digelar untuk membentuk sikap dan membangun karakter murid agar jujur. Hadir dalam doa bersama itu, Kepala Bidang SD, Dinas Pendidikan Dasar Bantul, Slamet Pamuji MPd, Lurah Desa Jatimulyo Paimo, Ketua Dewan Sekolah SMPN 1 Dlingo , H Amar Sutrisno, Kepala UPT PPD Kecamatan Dlingo, Eleng Purwanto.
H Baharudin HZ saat saat memimpin doa meyakinkan siswa, bahwa berbuat curang dalam UN tidak ada manfaatnya. Artinya, apa yang diraih dengan mengabaikan kejujuran pada akhirnya tidak memberikan berkah.
0 komentar:
Posting Komentar